Hatiku tersentuh memasuki gerbang peribadi
tanpa sengaja
tika mata melirik culas
ulas senyumnya menokok
kolam hati yang lama tak berpuisi
hingga emosiku sering di awangan
hanya manja pada bait-bait seloka mimpi
yang kuhamburkan dalam sajak maya
di laman cinta semusim
Lalu hatiku tidak berpada
terus menagih dari malam ke malam
melobi rinduku
menjadi kesepian dalam istana
kasih tanpa bunga cinta
yang dulu pernah punah
di pantai harapan
Namun seperti pertama kali dulu
ia hanya perasaan yang meruntun
seperti katamu
“ketepikan saja,
tiada makna dalam permainan,
hanya meracun diri”
Akupun membawa sayap lara
terbang ke perhentian malam
mengadu pada yang satu
moga boleh dipujuk bertenang
Di luar sangkaanku
darah membolos keluar
dari tiap liang romaku
sebaik saja layar cinta diguris luka
hingga para doktor kebingungan
terpaku di ampaian ilmu
yang masih sejengkal
dari lautan ilmu Ilahi
Buat kali kedua
tanpa mempedulikan analisis mereka
aku baluti sendiri luka itu
saban malam
Terendak
22 April 2006
|